Nama seseorang terkadang memiliki kesamaan dengan nama oarang lain. Untuk membedakannya biasanya ditambahkan dengan nama belakang. Sehingga sudah sangat lumrah bahwa seseorang memiliki nama lebih dari satu kata. Yang cukup umum dalam latar kebudayaan yang patriarki, nama belakang seseorang merupakan nama ayah orang tersebut. Misalnya Agus Sugandi karena nama ayahnya adalah Sugandi. Kasus yang hampir sama terjadi di kebudayaan arab, hanya saja bisa memakai tambahan 'bin' yang artinya anak lelaki atau 'binti' yang artinya anak perempuan. Misalnya 'Usman bin Affan ('Usman anak lelakinya Affan) atau Fatimah binti Muhammad (Fatimah anak perempuannya Muhammad).
Beberapa latar budaya di indonesia memiliki peraturan mengenai nama keluarga atau nama marga. Dalam budaya Batak dan Minahasa misalnya, nama marga ayah diwariskan kepada anak-anaknya secara turun-temurun. Dalam budaya Minangkabau, pria yang sudah menikah akan diberikan gelar di belakang namanya, sedangkan untuk wanita pada umumnya tidak bergelar. oarang Arab-Indonesia juga memberikan nama keluarga di belakang namanya, misalnya Hambali, Shihab, Assegaf, dan sebagainya. Contoh menarik lainnya dalam latar budaya indonesia adalah penyebutan nama kampung tempat kelahiran atau asal oarangtua ditambahkan dalam nama diri. Misalnya Daud Buereuh (Daud berasal atau lahir di Beureuh), imam Bonjol (imam Bojol), Syekh Nawawi al-Bantani (Syekh Nawawi yang berasal dari Banten).
Comments