MISTERI WISATA BANTEN - TANAH karuhun Banten yang menyimpan sejuta misteri senantiasa menarik minat wisatawan datang menghabiskan hari liburnya. Bagi mereka yang gemar berpetualang bisa melakukan perjalanan jauh ke daerah Banten Selatan. Tetapi bagi orang kota yang tak suka tantangan, lebih banyak memilih objek wisata di seputar Serang dan Pandeglang.
Bila berkunjung ke Banten tidak singgah ke Banten Lama rasanya kurang afdol. Sama saja ibarat ke Mekah tidak ke Madinah atau ibarat sayur tanpa garam. Banten Lama yang terletak 10 km di sebelah Utara Serang merupakan kota kuno abad XVI yang pernah menjadi ibukota Kerajaan Islam di Banten. Sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, dan kebudayaan, Banten Lama dikenal di seluruh dunia sebagai penghasil rempahrempah yang banyak diminati saudagar dari Eropa. Bahkan bandar Banten yang menjadi pusat perdagangan paling ramai di Asia Tenggara sempat pula menjadi pusat bursa perdagangan keramik asing yang berasal dari Cina dan Jepang.
Sisa-sisa kebesaran dan kejayaan masa lampau sampai sekarang masih bisa disaksikan di sana , antara lain reruntuhan Keraton Kaibon, Keraton Surosowan dan Benteng Speelwijk. Sedangkan bangunan yang masih utuh dan sampai sekarang masih dimanfaatkan sebagai tempat ibadah adalah Mesjid Agung Banten dan kelenteng Cina, Avaioketiswara Banten. Begitu pula dengan Bandar Banten yang kini menjadi pelabuhan tradisional Karangantu.
Kompleks peninggalan purbakala yang luasnya sekitar 400 ha lengkap dengan danau buatan Tasikardi, setiap tahunnya dikunjungi tak kurang 3 juta wisatawan. Umumnya wisatawan datang secara rombongan yang rnelakukan ziarah ke makam raja-raja yang pemah memerintah di Banten.
Sedangkan rombongan pelajar dan mahasiswa banyak menghabiskan waktunya di Site Museum Banten Lama yang menyimpan benda sejarah lengkap dengan data historisnya. Bisa disaksikan wajah duta besar Banten untuk Inggris, Kiayi Ngabehi Naya Wipraya, dan Kyai Ngabehi Jaya Sedana.
Museum yang terletak di bagian Timur Mesjid Agung Banten dan Alun-alun itu juga menyimpan beberapa naskah kuno dan buku-buku hasil karya Syech Nawawi Al Bantani, Tanara. Ulama besar Banten itu sempat menerbitkan sekitar 100 karya tulisnya meninggal dan dimakamkan di tanah Arab. Mercusuar
Dari kompleks purbakala Banten Lama wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke pantai Selat Sunda. Menuju Anyer, kota tua peninggalan Belanda, kita bisa menyusuri jalan rodi yang dulu dibangun Daendels abad XIX. Di kota tepi pantai, wisatawan bisa singgah melihat-lihat menara Mercusuar Anyer Kidul yang dibangun Belanda tahun 1888. Bangunan monumental setinggi 57 m itu merupakan bangunan kedua setelah bangunan yang pertama hancur oleh hempasan gelombang Tsunami ketika Gunung Krakatau meletus tahun 1883.
Sisa-sisa pondasi dan reruntuhan bangunan lama sampai sekarang masih bisa disaksikan tak jauh dari lokasi bangunan mercusuar. Termasuk di antaranya bongkahan beton sebesar kerbau terlempar sampai sejauh 1.000 m yang kini teronggok di tepi sungai. Semuanya merupakan saksisaksi bisu yang menggambarkan betapa hebatnya letusan Krakatau yang terjadi 27 Agustus 1888.
Setiap wisatawan yang berkunjung ke sana bisa naik ke atas menara Mercusuar melalui anak tangga. Dari atas menara wisatawan bisa menikmati panorama laut yang indah, pantai Selat Sunda yang membujur dari Utara ke Selatan dan kapal-kapal tangker raksasa yang melintas di sana .
Pulau Sanghyang yang berada tak jauh dari pantai Anyer juga bisa disaksikan dengan jelas. Pulau yang luasnya 700 ha itu termasuk wisata alam yang pernah dijadikan pusat pertahanan bala tentara Jepang pada Perang Dunia II. Sisa-sisa peninggalan perang sampai saat mi masih bisa disaksikan di sana , antara lain berupa barak-barak militer, gua-gua buatan, dan meriam pantai. Menurut catatan sejarah waktu itu tak satupun kapal sekutu yang berhasil menerobos Selat Sunda.
Bila melihat-lihat menara mercusuar Anyer Kudul mengingatkan kita akan-film "Krakatau West of Java", sedangkan pulau Sanghyang mengingatkan kita akan film "Gun of Navarone", pertahanan laut Jerman di Selat Gibraltar.
Sasaran objek wisata berikutnya Karang Bolong yang terletak lk. 20 km dari Anyer. Jalan raya yang dilalui menyusur pantai Selat Sunda banyak berdiri hotel-hotel berbintang. Bagi wisatawan yang berkantong tebal bias memilih hotel mana yang disukai, di sana ada beberapa hotel berbintang, antara lain Anyer Cottage, Patra Jasa Anyer, Nuansa Bali. Anyer Beach Hometel, dan Sol Elite Marbella.
Karang Bolong termasuk objek wisata alam yang yang selalu ramai dikunjungi wisatawan tiap akhir pekan. Bukit karang yang bolong akihat proses alamiah bisa dijadikan tempat yang cocok untuk melepaskan lelah sambil menikmati hidangan makan siang. Setiap pengunjung bisa naik ke puncak bukit setinggi 1k.25 m melalui tangga batu cadas, dasar bukit itu. Sebuah pohon beringin besar yang dililit tanaman merambat menambah romantisnya suasana alam.
Dari atas bukit pengunjung bisa menyaksikan panorama alam yang indah. Suara deburan ombak yang memecah di batu karang menambah romantisnya suasana di sekitar objek wisata itu.
Perjalanan berikutnya bisa melanjutkan perjalanan ke pantai Carita atau kembali lewat jalan Cinangka-Palima menuju pemandian air panas Batu Kuwung. Seluruh rangkaian obyek wisata yang dilalui bisa ditempuh dalam satu hari penu
Comments